Wednesday, May 31, 2017

Romantisme Kota Luzern

Selama ini, orang selalu menilai Paris dan Venezia sebagai kota romantis buat pasangan yang sedang berlibur. Kedua kota itu sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sehingga di setiap tempat kita akan melihat banyak pasangan yang menghabiskan waktu berlibur bersama. Bagaimana dengan Luzern?
Setelah mengunjungi Paris dan Venesia, saya juga mengunjungi Luzern yang ada di Swiss. Ini kali kedua saya mengunjungi kota ini. Pertama kali tahun 2015 dan hanya satu hari. Saat ini saya menyediakan waktu dua hari.


Luzern selama ini dikenal sebagai destinasi wisata persinggahan traveler yang ingin ke Mount Titlis. Sehingga wisatawan yang datang ke kota ini kebanyakan hanya menginap semalam kemudian langsung pergi lagi ke destinasi wisata lainnya.


Namun dengan waktu yang lebih banyak, saya menjelajahi kota ini baik berjalan kaki dan naik tram. Kebetulan hotel tempat saya menginap berada di pinggir danau tak jauh dari pusat kota.




[caption id="attachment_1491" align="aligncenter" width="640"] foto: scherminator.com[/caption]

Saya keluar jam 9 pagi. Menyusuri pinggir danau yang berair jernih dan berwarna biru kehijauan. Di pinggir terdapat gedung-gedung yang cantik dan taman-taman bunga warna warni. Kebetulan saat ini musim semi. Sementara di ujung sana terdapat gunung-gunung yang masih tertutup salju. Sungguh indah.

Yang menarik perhatian saya justru di setiap kursi taman banyak pasangan baik tua dan muda yang sedang berpelukan menikmati keindahan kota ini. Ada juga yang membawa anaknya dan membiarkan mereka bermain dan berlarian di taman.

Di sepanjang trotoar juga lebih banyak pasangan yang berjalan bersama dengan pelan sambil bergandengan tangan. Tak ada yang terburu-buru di kota ini. Semua bergerak pelan dan santai sambil tak lepas mengabadikan keindahan kota dengan kamera poket mereka.

Di restoran-restoran yang berjejer baik yang menjadi satu dengan hotel maupun yang berdiri sendiri, juga banyak terdapat pasangan tua dan muda. Ada yang menikmati makanannya dan sebagian lagi membaca buku. Sungguh senang melihat mereka. Jauh dari hingar bingar kota Paris atau padatnya wisatawan yang berjalan kaki atau naik gondola mengelingi Venesia.

Menjelang siang, kota ini makin diramaikan oleh turis yang datang dari seluruh dunia. Namun semua tampak berjalan lebih santai. Terbawa oleh suasana kota. Kebanyakan mereka keluar hotel menuju stasiun untuk ke Mount Titlis. Sebagian kecil saja yang justru berjalan meluangkan waktu untuk menikmati kota indah ini.
Sore dan malam hari




[caption id="attachment_1490" align="aligncenter" width="640"] foto: desalpes-luzern.ch[/caption]

Dan datanglah sore hari. Ketika usai jam kerja dan matahari sudah mulai turun. Maka kita akan melihat banyak orang yang selesai kerja menghabiskan waktu dengan duduk-duduk sambil ngobrol bersama teman-temannya. Ada yang langsung duduk di rumput-rumput taman yang menghijau. Atau memilih di kursi-kursi yang tersedia di sepanjang tepi danau Lucerne. Sebagian memenuhi kursi-kursi di restoran dan cafe yang tersedia. Tampak kota ini menjadi tempat bersantai semua penduduk dan turis yang ada di sini.

Menjelang malam maka mereka akan beranjak pindah ke bar-bar dan restoran yang baru buka. Semua bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Ada beberapa jalan kecil yang tidak boleh dilewati oleh kendaraan dipenuhi oleh bar dan cafe. Tempat-tempat tersebut menyediakan kursi sampai keluar dipinggir jalan. Juga bar-bar terbuka yang pengunjungnya minum sambil berdiri memenuhi jalan yang ada. Yang berpasangan memenuhi kursi-kursi yang tersedia.

Suasana Kota Luzern membuat pasangan yang datang kesini bersikap romantis terhadap pasangannya, tampa mereka rencanakan. Terbawa oleh suasana kota dan gaya hidup penghuninya. (zh)

Tuesday, May 30, 2017

Lost in Venice, Happy in Venezia

Venice atau lebih dikenal dengan kata Venezia merupakan magnet luar biasa bagi turis mancanegara yang mengunjungi Italia. Kota ini bersaing dengan Roma, Milan dan juga Pisa yang terkenal dengan menara miringnya.

Dalam perjalanan ke Eropa kali ini, Venezia langsung saya masukkan di daftar tujuan utama. Sudah lama sekali saya ingin mengunjungi kota ini. Dan dalam kesempatan liburan ke Venezia kali ini, saya ingin memanfaatkan waktu semaksimal mungkin untuk mengeksplorasi kota eksotis ini. Kota yang sangat terkenal sebagai kota wisata yang berada di atas air dengan kanal-kanal indahnya.

Saya menginap di daerah Mestre Centro, di luar kota Venezia. Karena datang saat liburan Paskah yang di Eropa dirayakan sampai 3 hari. Jadi hotel di Venezia semua penuh dan kalaupun ada harganya melambung tinggi. Apa daya, harapan saya untuk menginap di hotel-hotel di pinggir kanal-kanal di kota Venezia tidak tercapai.

Namun ternyata dari Mestre Centro yang merupakan pusat perdagangan dan perkantoran penunjang kota Venezia tidaklah jauh. Cukup naik tram atau bus, dengan membayar setengah euro sekali jalan tujuan Venezia. Anda akan dibawa langsung menyeberang ke kota Venezia dengan menyeberangi jembatan yang sangat panjang. Dan turun di terminal utama kota Venezia.

Begitu turun dari tram, di depan saya terpampang kanal yang besar yang langsung terhubung dengan lautan luas. Di pinggiran kanal terdapat terminal boat-boat yang bisa membawa kita menyusuri kanal-kanal yang ada di Venezia. Cukup dengan membayar €22, maka kita akan dibawa menyusuri kanal-kanal yang indah tersebut. Namun tur menggunakan boat tidak setiap jam ada. Lebih banyak boat-boat yang menjadi taxy yang dapat mengantar kita ke tujuan ke seluruh kota Venezia.

Sedangkan untuk naik gondola yang sangat terkenal di Venezia. Satu gondola dibanderol €80 untuk siang hari dan €100 untuk malam hari. Maksimal diisi sebanyak 6 orang. Kalau mau diisi satu atau dua orang, harga tetap sama. Karena bayar per gondola. Kita akan dibawa menyusuri keindahan kanal-kanal di kota Venesia diatas gondola yang dihias dengan indah. Sungguh romantis jika hanya berdua bersama pasangan kita.
Berjalanlah di Venezia



[caption id="attachment_1488" align="aligncenter" width="640"] foto: chrystal-clear.com[/caption]

Namun dari awal saya ingin menyusuri kota Venezia dengan berjalan kaki. Karena naik gondola atau boat sudah terlalu mainstream dan banyak tempat yang tidak dapat dikunjungi. Kecuali kita mau turun naik berulang kali untuk mengunjungi tempat-tempat yang menarik tersebut. Saya membeli peta seharga €3 dan mulai berjalan dengan berpedoman pada peta yang saya miliki.

Dari terminal saya menyeberang jembatan ke arah stasiun utama kereta api di kota Venezia. Stasiun ini tampak megah dan sangat ramai. Di muka stasiun banyak orang duduk-duduk menikmati indahnya kanal sambil berfoto-foto. Saya terus berjalan ke kiri dan menemukan banyak bangunan-bangunan yang sangat menarik. Yang tidak dapat dilihat dari gondola atau boat.

Lorong-lorong kecil di antara gedung-gedung tua yang artistik dan berwarna-warni, tampak padat oleh penjual dan wisatawan yang berkunjung ke kota ini. Sepanjang lorong berjejer toko cenderamata, kafe, dan restoran yang dihias dengan cantik. Di tempat-tempat yang lapang, para musisi jalanan, pelukis, seniman artistik tampak menunjukkan kebolehannya. Banyak orang bergerombol menonton pertunjukan mereka.

Saya menemui banyak gereja dan kapel dari abad pertengahan yang dibangun dengan arsitektur yang indah. Beberapa gedung pertunjukan dan teater diisi dengan pameran pelukis-pelukis ternama. Seperti Da Vinci dan Monet. Banyak musium seni lukis dari pelukis-pelukis ternama Italia.


Regatta Bridge yang instagramable

Saya terus berjalan menyusuri lorong-lorong yang ada di Venezia sampai saya sendiri tidak tahu berada di mana. Saya tersesat di tengah kota indah. Saya memutuskan untuk terus berjalan menyusuri lorong-lorong kota ini. Karena jika anda tersesat dan tidak ada yang mencari berarti anda tidak hilang. Saya akan mencari jalan pulang jika saya ingin pulang.

Saya tidak sengaja sampai di Regatta Bridge. Jembatan yang di atasnya pusat pertokoan ini merupakan salah satu icon dari Venezia. Bentuk jembatan yang melengkung tinggi dengan undakan tangga yang lumayan banyak, menjadi tempat berfoto yang sangat instagramable. Baik foto di atasnya dengan latar belakang kanal dan gedung-gedung yang cantik. Maupun foto dari bawah dan jembatan ini menjadi latarnya.

Saking ramainya, orang harus antre untuk dapat berfoto di pinggir jembatan. Juga di spot-spot utama yang menjadikan jembatan ini sebagai latarnya. Saya menikmati jembatan yang tampak artistik dan fotonya banyak terdapat di semua toko souvenir di kota ini.
Piazza St Marco



[caption id="attachment_1487" align="aligncenter" width="640"] foto: portofelice.it[/caption]

Kemudian saya melanjutkan perjalanan mengikuti arus rombongan turis yang mengalir seperti air sungai. Setelah melewati beberapa lorong kecil dan besar yang penuh dengan lalu lalang wisatawan. Saya tiba di satu tempat yang sangat luas. Tempat ini ternyata adalah Piazza St Marco yang sangat terkenal. Piaza St Marco merupakan alun-alun kota Venezia. Tempat berkumpul dan menjadi tujuan utama semua wisatawan yang datang ke kota ini.

Alun-alun yang luasnya ribuan meter persegi ini, dikelilingi oleh gedung-gedung tua yang cantik. Di satu sisinya terdapat Basilica dengan arsitektur yang sangat indah. Di seberangnya terdapat Sorer Museum yang sangat luas, yang berisi banyak artefak dan peninggalan sejarah dari pendiri kota Venezia. Disampingnya ada museum yang berisi tentang sejarah umat manusia. Dengan membayar €20, kita bisa mengunjungi semua museum tersebut plus tiket masuk ke Basilica yang sangat indah dan kita bisa naik sampai lantai teratas melihat pemandangan Piazza St Marco dari ketinggian.

Di depan Basilica terdapat tower St Marco yang menjulang tinggi. Tower ini merupakan gedung tertinggi di kota Venezia. Tiket naik ke puncak dibanderol seharga €20. Antrean mengular untuk naik ke puncaknya. Dari puncak tower ini, kita bisa melihat kota Venezia secara 360 derajat. Gedung-gedung tua yang cantik, yang terhubung oleh ribuan lorong-lorong dan kanal-kanal yang dipenuhi gondola, benar-benar memikat mata.

Di seberang sana tampak lautan luas dan pulau-pulau kecil yang menjadi pelengkap keindahan kota Venezia. Wajar saja jika kota ini ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh Unesco dan ditiru oleh Macau dan Las Vegas sebagai destinasi wisata andalannya.

Setelah puas, saya melihat peta dan melanjutkan perjalanan kembali. Hari telah senja dan matahari sudah mulai turun. Saya memulai perjalanan pukul 9 pagi dan saat ini sudah jam 8 malam. Berbeda dengan Indonesia, di sini jam 9 baru mulai gelap. Tanpa terasa hampir 12 jam saya menyusuri kota ini. Puluhan kilometer saya jalani tak membuat lelah karena keindahan kota ini. Saya terus berjalan menyusuri sisi kanal dan akhirnya kembali tiba di Terminal utama Venezia dari sisi satunya.

Baru kali ini saya merasa gembira dan tidak panik dalam ketersesatan. Tidak ada yang hilang, yang ada malah saya mendapatkan banyak cerita yang sangat indah.

Salam dari Venezia. (zh)

Thursday, May 18, 2017

Datanglah ke Donggala, Kota Wisata di Sulawesi Tengah

Bupati Donggala Kasman Lassa optimistis pencanangan Donggala Kota Wisata dalam beberapa bulan ke depan akan memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan ekonomi masyarakat.

"Pengembangan sektor jasa dengan menggenjot pariwisata akan memberikan dampak terhadap peningkatan ekonomi masyarakat," kata Bupati Donggala Kasman Lassa yang dihubungi di Donggala, Senin, 14 Mei 2017 lalu.

Ia juga meyakini bahwa pencanangan Donggala sebagai kota wisata yang direncanakan Agustus 2017 nanti akan terlaksana dengan baik.

Pemerintah Kabupaten telah merencanakan dan menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan pencanangan itu.

"Pencanangan akan dilaksanakan pada bulan Agustus 2017 di Anjungan Gonenggati I Sema pa Maipia Pa," sebut dia.

Bupati Kasman Lassa menyebut bahwa pencanangan Donggala sebagai kota wisata akan dihadiri oleh beberapa pejabat negara antara lain Menteri Pariwisata, Menko Kemaritiman, Menteri Pertanian, Menteri Pembangunan Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Para pejabat negara tersebut akan melihat langsung Kabupaten Donggala yang memiliki potesi sumber daya alam yang dapat diandalkan untk peningkatan ekonomi negara dan kesejahteraan rakyat.

"Pejabat-pejabat negara tentu akan memiliki rencana kegiatan sesuai dengan tanggung jawab dan tugas kementerian terkait," ujarnya.

Lebih lanjut Bupati Kasman Lassa mengatakan bahwa pencanangan Donggala Kota Wisata sekaligus memaksimalkan pengelolaan dan peningkatan 48 objek wisata potensial yang ada didaerah tersebut.

Ada sejumlah paket tur wisata di Donggala yang terintegrasi dengan Kota Palu tengah disiapkan untuk dipromosikan, mulai dari wisata alam di laut, pantai dan pegunungan sampai wisata seni dan budaya.

Sumber: Antara

Wednesday, May 17, 2017

Infrastruktur di Pulau Sebuku akan Dikembangkan, Lho...

Bupati Kotabaru, Kalimantan Selatan, Sayed Jafar berkomitmen meningkatkan sektor kepariwisataan di Pulau Sebuku, sekitar 10 km sebelah utara Pulau Laut, ibu kota Kabupaten Kotabaru.

Bupati Sayed usai meninjau jalan sepanjang empat kilometer yang merupakan hibah perusahaan tambang bijih besi PT Sebuku Iron Lateritic Ores (PT Silo), Selasa, 16 Mei 2017 lalu, mengatakan ada beberapa potensi wisata yang akan dikembangkan di Pulau Sebuku.

"Di antaranya, Pulau Haur dan Pulau Manti, karena kami melihat kehidupan wisata jauh lebih baik ke depannya untuk bisa dikembangkan," katanya kepada Antara.

Menurutnya, sektor agrobisnis dan wisata akan menjadi perhatian ke depan namun sebelum itu tentu menjadi perhatian besar agar bisa mempersiapkan sarana pendukungnya seperti infrastruktur jalan.

Pada kesempatan itu, Bupati berharap kepada pelaku usaha bisa membantu percepatan pembangunan di daerah.

"Kalau hanya berharap APBD Kabupaten Kotabaru saja, maka tidak akan cukup untuk membenahi infrastruktur jalan yang ada," terangnya.

Oleh karenanya, menurut dia, peran serta perusahaan menjadi dorongan untuk bisa berjalan bersama dalam mencapai kemajuan pembangunan.

Dia menjelaskan, pada 2017 masih difokuskan pada permasalahan infrastruktur jalan dan listrik di pelosok-pelosok desa.

"Apabila akses jalan sudah terbuka dengan baik maka yang lain tentunya juga akan mengiring perkembangannya," katanya.

Sebelumnya, PT PLN telah menargetkan pada 2019, sekitar 95 persen wilayah Kotabaru akan teraliri listrik.

Selain perusahaan, lanjutnya, menjadi harapan bersama juga masyarakatnya untuk ikut bersama-sama menggapai cita-cita pembangunan.

Camat Pulau Sebuku Yudi Redhani mengatakan potensi kekayaan alam sektor pariwisata Sebuku sangat bagus dikembangkan ke depannya.

"Pulau Sebuku mempunyai wisata andalan seperti Pulau Manti dan Haur dan itu akan terus dikembangkan ke depannya untuk bisa dijadikan sebagai wisata unggulan daerah," ujarnya.

Sumber: Antara

Menguntit Copet di Museum-Museum Paris

Berhati-hatilah pada copet di Eropa! Ya, mau dibilang apa? Sudah menjadi rahasia umum kalau di beberapa kota besar di Eropa banyak sekali copetnya.

Terutama di kota-kota yang menjadi destinasi utama tujuan para traveller. Seperti Paris, Roma, Milan, Barcelona, Madrid, dan beberapa kota lainnya.
Maka, semua tour guide yang membawa grup wisatawan dari Indonesia ke kota-kota tersebut, selalu mengingatkan agar selalu berhati-hati membawa barang berharga. Menjaga tas dan dompet agar selalu berada di dekapan dan kantong depan.


Itupun saya ingatkan ke teman-teman perjalanan saya kali ini begitu kami tiba di Paris. Namun nasib naas menimpa 1 orang dari 8 orang yang berangkat bersama saya kali ini. Dan kejadian copet tersebut bukan di jalan raya, di toko-toko pusat perbelanjaan ataupun di tempat-tempat keramaian lainnya. Namun copet beraksi di dalam museum yang masuknya harus bayar. Berarti mereka pun berani mengeluarkan uang sebagai modal kerja.


Copet beraksi di museum

Awal kejadian ketika rombongan kami hendak menuju Museum D'Orsay Paris. Di museum ini dipamerkan lukisan-lukisan ternama dunia. Seperti lukisan karya Monet, Van Gogh, Gauguain, Da Vinci, dan banyak lagi.


Sebelumnya kami hendak menuju museum Louvre, tempat lukisan Monalisa berada. Tapi karena ini hari selasa, Louvre tutup. Akhirnya kami menuju D'Orsay. Rombongan kami berjumlah 10 orang dengan 1 orang bayi.


Ketika kami sedang antre di pintu masuk yang sangat panjang dan mengular, seorang teman saya sibuk dengan bayinya yang sedang menangis. Karena ia menggendong bayinya di depan, tasnya diselempangkan ke belakang. Saat akan memindahkan tasnya kembali ke depan, kondisi tas sudah terbuka. Sial! Dompet yang berisi sejumlah uang euro, kartu kredit, dan atm hilang.


Kami segera lapor ke security. Terus terang mereka agak kurang tanggap dan tidak terlalu peduli. Mungkin karena sudah sering terjadi dan itu merasa bukan tanggung jawab mereka.


Akhirnya kita datang ke pos polisi terdekat dan membuat laporan serta menjelaskan kronologisnya. Polisi menerima laporan kami dan memberi surat keterangan kecopetan. Beruntung pakai Travel Insurance, sehingga nanti saat pulang bisa diklaim dan kemungkinan besar akan diganti.


Gerak-gerik copet bisa dicermati

Sejak itu kami jadi lebih berhati-hati dan lebih waspada. Ketika sampai di dalam kami memperhatikan gerak-gerik semua pengunjung yang mencurigakan.


Sebenarnya kalau kita teliti, gerak-gerik mereka bisa kita tandai. Mereka rata-rata berkomplot yang terdiri dari dua orang atau lebih. Baik berpasangan maupun grup lelaki atau perempuan. Pakaian mereka perlente dan tidak bisa dibedakan dengan pengunjung lainnya. Cuma perhatikan saja matanya. Mereka tidak fokus sama apa yang dipamerkan di museum tapi justru fokus dengan pengunjung yang datang.


Mereka mengincar orang-orang yang lengah. Orang yang sibuk dengan barang bawaannya yang banyak atau terlalu asyik dan fokus melihat pameran namun lupa dengan barang sendiri. Yang teledor menaruh tas bawaan sembarangan. Yang tasnya gampang dibuka dan ditaruh di belakang. Atau cowok yang kantongnya sempit dan dompetnya gampang ditarik.


Saya memperhatikan gerak-gerik mereka ketika di Museum D'Orsay hari itu dan ketika mengunjungi Museum Louvre keesokan harinya. Hal ini saya lakukan dan saya pelajari dari penjaga museum yang mengingatkan saya untuk menaruh tas ransel saya di depan. Karena dia tau saya sedang diincar pencopet. Begitu juga seorang ibu yang sedang sangat fokus dengan lukisan Monet dan Van Gogh yang sedang dipamerkan.


Karena rasa ingin tahu, saya ajak dia ngobrol sejenak dan dia memberi tau ciri-ciri pencopet seperti tersebut. Ketika dia mengingatkan saya, pencopet tersebut bersama pasangannya seorang wanita cantik bergegas kabur. Dari awal saya kira mereka sangat asyik berpacaran. Mereka beberapa kali berciuman dan tampak sangat mesra. Saya pikir mereka lupa, kalau tempat ini museum. Ternyata itu salah satu trik mereka untuk mengalihkan perhatian calon korbannya.


Ternyata copet sekarang sudah makin pintar beraksi. Banyak cara yang mereka lakukan ketika saya jalan-jalan di Champ De Ellyse, jalan utama pusat perbelanjaan di Paris. Saat menunggu teman saya berbelanja. Saya juga melihat tiga orang pria dengan tampilan yang keren sambil mengobrol sok asyik, namun matanya fokus memperhatikan semua orang yang lewat.


Kemudian mereka menemukan mangsa, seorang ibu-ibu yang sedang sibuk dengan anak lelakinya yang digandeng dan tampak rewel. Satu orang langsung mengajak ibu tersebut ngobrol dan bertanya macam-macam. Yang dua orang berjalan mengiringi mereka di belakang tanpa ibu tersebut sadari. Sembari mata mereka fokus ke tas ibu yang menggantung di samping. Kebetulan jalanan sedang agak ramai. Ketika mereka makin mendekat, teman saya datang dan saya harus pergi. Saya hanya dapat berdoa semoga ibu tersebut tidak menjadi korban selanjutnya.


Tak hanya di Paris

Aksi pencopet tak hanya di Paris. Ketika tahun lalu bersama teman di Roma, ada tiga cewek cantik usia 20-an, dengan pakaian seksi dan tampak high class, sambil jalan ngobrol sangat ramai. Dan ketika berpapasan dengan kami, mereka memepet Bapak yang berada di depan saya yang terpesona akan kecantikan dan body mereka. Kebetulan saya berada di belakang Bapak tersebut. Ketika mereka ingin beraksi, saya langsung teriak dan ingatkan si Bapak. Bapak yang awalnya terpesona langsung sadar dan pegang dompet di kantong belakangnya. Cewek-cewek tersebut langsung melihat saya dan pergi dengan muka asam.


Lain lagi cerita di Barcelona. Teman saya benar-benar kehilangan. Saat tiba di stasiun kereta dari Madrid. Dalam kondisi lapar, salah satu ibu rombongan kami bersama ada dua anaknya, sibuk cari makan. Dan baru sadar tasnya yang berisi barang-barang berharga hilang, saat hendak melanjutkan perjalanan.


Kejadian yang lebih parah saat sarapan di hotel lumayan ternama di kota yang sama. Ketika kami sedang sarapan pagi melihat tiga orang pria usia 30 sampai 50 tahun. Mereka turun dari atas lewat lift dan duduk di dekat meja kami. Namun mereka tidak langsung sarapan tapi malah ngobrol di meja sebelah teman saya. Salah seorang teman saya menaruh tas brandednya di bawah meja yang bersebelahan dengan meja mereka.


Saat sedang makan, tiba-tiba teman yang sedang merokok di luar teriak kalau tas teman saya dibawa kabur orang tersebut. Karena dia tau itu tas teman saya. Dan dari awal sudah curiga. Kami reflek langsung mengejar.


Mereka yang awalnya jalan cepat langsung berlari. Namun 2 orang terjebak di jalan buntu. Kebetulan saat itu ada patroli polisi yang lewat. Setelah diberi beberapa pukulan, langsung dilerai polisi. Pencopet tersebut langsung diborgol. Sedangkan yang 1 orang lagi menghilang. Ternyata mereka tidak menginap di hotel tersebut. Setelah dilihat di kamera CCTV, mereka hanya berpura-pura naik ke atas terus turun lagi dan mengincar penghuni hotel. Setelah di-BAP, tas teman saya dikembalikan dan kedua pencopet tersebut ditahan.


Jadi ada banyak cara pencopet beraksi. Untuk traveller dimanapun dan kapanpun harus selalu hati-hati dan waspada serta selalu menjaga barang bawaannya. Agar kejadian yang menimpa banyak turis ini tidak terjadi pada anda. (zh)

Tuesday, May 16, 2017

Yuk, Kita Tunggu Agenda Wisata di Sumatera Barat

Pemerintah Provinsi Sumatera Barat tengah membenahi perencancan pariwisata mereka. Saat ini Pemprov melakukan pendataan kegiatan seni, budaya, dan olahraga yang berpotensi untuk dimasukkan dalam agenda wisata daerah agar lebih mudah untuk dipromosikan.

"Kita koordinasikan dengan kabupaten dan kota untuk pendataan ini agar lebih terukur," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumbar, Oni Yulfian di Padang, Jumat (12/5/2017) lalu seperti dikstip dari Antara.

Kegiatan yang menunjang wisata daerah itu, nantinya akan dibantu promosinya agar bisa berkembang dan memberikan efek positif bagi masyarakat tempat kegiatan itu berlangsung.

Hanya saja sebagian kegiatan wisata di kabupaten dan kota tersebut, berkaitan dengan momen tertentu, seperti ulang tahun daerah. Padahal, ulang tahun daerah itu memiliki hari jadi yang bersamaan, terutama daerah pemekaran.

Hal itu dikhawatirkan membuat kegiatan wisata potensial rentan dempet antar daerah.

"Kita harus benar-benar memperhatikan ini," kata Oni.

Acara yang dempet, apalagi dengan kualitas yang sama bagusnya akan membuat masyarakat dan wisatawan jadi terpecah. Hasilnya kegiatan wisata itu bisa tidak maksimal.

Namun untuk tahap awal, ia mengakui belum semua kegiatan wisata yang bisa masuk agenda tersebut karena keterbatasan anggaran yang tersedia di provinsi.
Agenda wisata nasional

Dari kegiatan yang masuk agenda itu, Pemprov Sumbar juga akan memilih dua atau tiga kegiatan untuk diusulkan masuk agenda wisata nasional.

"Sekarang ada tiga kegiatan yang masuk agenda nasional yaitu Tour de Singkarak, Tabuik Pariaman, dan Sawahlunto Internasional Songket Carnival. Ke depan kita harap bisa bertambah," lanjut Oni.

Sumatera Barat memiliki sejumlah kegiatan seni dan budaya yang berpotensi masuk dalam agenda wisata daerah bahkan nasional. Hanya dengan promosi dan pengelolaan yang baik maka bisa menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan untuk datang.

Selain itu Sumbar juga memiliki keindahan alam luar biasa yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan. Ayo, Sumbar! (ji)

Pantai Panjang Bengkulu Sebuah Destinasi Baru

Adakah yang mengenal Pantai Panjang? Jika ada, bisa jadi jumlahnya belum banyak. Atau sangat mungkin hanyalah para wisatawan domestik.

Bengkulu, kota di pesisir barat Pulau Sumatera yang berbatasan dengan Lampung, Sumatera Selatan dan Sumatera Barat ini, belum terlalu akrab di telinga para wisatawan. Baik wisatawan domestik maupun mancanegara.

Padahal jika terbang dari Jakarta hanya memakan waktu 50 menit saja. Jauh lebih dekat dari Bali atau Surabaya. Jaraknya hampir sama dengan Batam dan Belitung yang sekarang mulai banyak di kunjungi wisatawan domestik.

Sebenarnya ada banyak destinasi wisata yang menarik di Bengkulu. Baik wisata budaya, seperti Festival Tabot yang diadakan setiap tahun dan dihadiri ribuan masyarakat. Wisata sejarah dengan hadirnya Benteng Marlborough, rumah pengasingan Bung Karno, Rumah Ibu Fatmawati dan juga Museum Bengkulu.
Kekayaan wisata alam di Bengkulu

[caption id="attachment_1448" align="aligncenter" width="640"] Jika dikelola dengan baik, Pantai Panjang akan menjadi destinasi favorit wisatawan jika mereka ke Bengkulu. (Foto: ZH/traveltoday)[/caption]

Wisata alamnya justru lebih banyak pilihan. Disini ada beberapa danau yang cantik namun belum tersentuh investor untuk mengelolanya sebagai destinasi wisata. Ada bunga bangkai atau Bunga Raflessia Arnoldi yang tumbuh musiman dan sangat terkenal di dunia. Bukit-bukit yang bisa didaki untuk penggila hiking dan treking. Dan yang paling utama tentu saja pantai-pantai yang memanjang puluhan kilometer di kota Bengkulu. Salah satu yang terkenal dan sudah menjadi tujuan wisata utama di Bengkulu adalah Pantai Panjang.

Pantai ini mengingatkan saya akan pantai Ipanema dan pantai Copacabana di Rio De Janeiro, Brazil. Itu karena letaknya yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari pusat kota, pasirnya yang putih dan halus, ombaknya yang cukup besar, dan setiap sore anak-anak bermain bola serta bersantai menikmati sunset di tepinya.

Yang membedakan, tentu saja Ipanema dan Copacabana sudah mendunia. Sedangkan Pantai Panjang baru dikunjungi wisatawan domestik. Itupun belum ramai.

Perbedaan utama lainnya, di sepanjang pantai Ipanema dan Cobacabana, kita bebas berenang dan bermain selancar air dan melakukan olahraga air lainnya. Tapi itu tidak dapat dilakukan di Pantai Panjang.

Di beberapa bagian pantai ini terdapat palung laut dan ombak bawahnya yang lebih besar. Sehingga banyak perenang yang sering terjebak dan terbawa arus ke tengah. Hal ini cukup membahayakan. Menurut cerita penduduk setempat sudah banyak korban di pantai ini. Saya tidak melihat penjaga pantai, tanda bahaya, dan larangan untuk pengunjung.

Semestinya bisa dilakukan penelitian terhadap daerah-daerah yang berbahaya. Kemudian dipasanglah tanda bahaya di sana. Semakin banyak korban akibat ketidaktahuan tentu akan merugikan pariwisata di pantai ini.

Sedangkan di tempat yang aman bisa disediakan tali-tali pembatas dengan drum-drum besar yang di bawahnya terdapat jaring pengaman. Seperti yang saya lihat di Pantai Pattaya, Thailand. Sehingga para wisatawan dapat berenang dan tahu batasan keselamatan yang tidak boleh dilanggar.

Keberadaan para penjaga pantai sangat perlu. Selain akan memberikan rasa aman kepada para pengunjung, keahlian mereka sangat diperlukan dalam situasi darurat.
Pantai Tapak Paderi

Sebenarnya ada pantai yang sudah ditetapkan sebagai tempat berenang dan olahraga air, yaitu Pantai Tapak Paderi. Letaknya di depan Benteng Marlborough. Letaknya sangat strategis dan jarak tepi ke bibir pantai juga sangat luas.

Namun sayangnya pantai ini sangat kotor dan berantakan. Sampah bertebaran dimana-mana. Rumput tumbuh dengan tinggi dan merambat dengan liar. Pedagang dan penyewa ban memasang tenda semaunya.  Perahu-perahu nelayan juga parkir di sembarang tempat. Benar-benar merusak pemandangan. Miris melihatnya.

Pantai Tapak Paderi sangat potensial untuk dijadikan arena water sport layaknya Benoa Bali. Tentu saja jika saja pantai ini dibuat rapi dan dikelola dengan baik. Bisa juga dikembangkan sebagai tempat berenang dan destinasi favorit keluarga layaknya Pantai Ancol di Jakarta.
Pantai-pantai tematik

[caption id="attachment_1447" align="aligncenter" width="640"] Anda bisa melihat betapa luasnya hamparan pasir putih di Pantai Panjang, Bengkulu ini. Perlu sentuhan profesional.[/caption]

Saya telah menyusuri pantai-pantai yang ada di kota Bengkulu. Mulai dari Pantai Tapak Paderi sampai ujung Pantai Pasir Panjang yang panjangnya lebih dari 5 kilometer. Saya membayangkan jika saja pantai-pantai yang aslinya sudah indah ini dikelola dengan baik. Tentu akan sangat menyenangkan.

Perlu dibuat beberapa atraksi menarik di sana. Bayangkan jika ada pantai khusus untuk rekreasi keluarga yang bisa buat berenang, main pasir bersama anak-anak dan berbagai fasilitas menarik lainnya. Mungkin juga ada pantai yang khusus untuk olahraga air yang menyediakan banana boat, jet sky, parasailing, kano, dan lain-lainnya.

Pantai khusus untuk olahraga pantai juga bisa dijadikan alternatif pengembangan. Di sana bisa dijadikan arena voly pantai, tenis pantai, futsal, alat-alat gym outdoor, dan beberapa olahraga lainnya. Seperti pantai-pantai khusus olahraga di Sydney Australia.

Memadukan wisata alam dan seni pun menarik. Bukan tidak mungkin ada pantai yang disiapkan khusus untuk para musisi menampilkan keahlian mereka menghibur para pengunjung pantai. Dengan panggung kecil dan tempat-tempat duduk pantai layaknya Pantai Seminyak, Bali.

Di bagian ujung Pantai Panjang terdapat gugusan pohon cemara. Rasanya akan menarik jika dijadikan untuk outing dan gathering baik bagi perusahaan maupun keluarga. Dari pohon ke pohon tersebut bisa dibuat banyak permainan ketangkasan untuk menguji ketangkasan dan adrenalin pengunjung.

Sedangkan yang paling ujung sekali bisa dibuat pantai khusus untuk orang yang menyukai ketenangan. Pantai ini khusus untuk para pembaca buku, orang-orang tua yang menyukai kesunyian, dan pasangan-pasangan yang tidak ingin diganggu. Mungkin tepat juga untuk pelancong yang sekadar ingin berjemur dan tiduran di pantai dan para pemancing yang menyukai ketenangan dan tak ingin pancing mereka terkait para pengunjung lainnya.

Jika pantai-pantai tematik ini bisa dibuat di Bengkulu. Tentu saja akan sangat menarik bagi para wisatawan. Promosi pantai pun akan sangat mudah. Karena sasarannya sudah sangat jelas. Semua tempat tersebut ada penikmatnya. Wisatawan yang datang bisa langsung memilih tempat sesuai seperti yang mereka inginkan.

Dan jika bosan mereka bisa berpindah-pindah tempat sesuai dengan keinginannya. Ada banyak atraksi pantai yang dapat mereka lakukan. Sehingga waktu kunjungan mereka akan lebih lama. Karena jualan pantai bukan hanya sekedar keindahannya tapi selain itu apa yang dapat mereka lakukan di sana, yang membuat wisatawan betah berlama-lama.
Menggandeng investor dan profesional

Sudah saatnya pemerintah daerah Bengkulu mengajak kerjasama pihak swasta yang profesional dan berpengalaman dibidangnya, untuk mengelola pantai-pantai indah tersebut. Sehingga menjadi destinasi wisata baru yang bisa menarik wisatawan lokal dan mancanegara.

Imbasnya bukan hanya menambah penghasilan daerah tapi juga akan menyentuh semua industri yang berhubungan secara langsung dengan pariwisata. Seperti transportasi, perhotelan, kuliner, produk kerajinan rakyat, usaha tour & travel, serta industri kecil dan menengah lainnya.

Dengan segala potensi alam tadi, Bengkulu tak seharusnya teringgal dari daerah lainnya. Semoga…. (zh)

Thursday, May 11, 2017

Yogyakarta Targetkan 21 Juta Wisatawan di 2017

Yogyakarta sudah tersohor sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia. Wisata budaya dan alamnya telah dekenaal. Tetapi nampaknya, Yogyakarta masih ingin mengundang wisatawan lebih banyak.

Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menargetkan pergerakan wisatawan ke destinasi-destinasi di wilayah DIY atau lima kabupaten/kota akan mencapai 21 juta selama 2017 ini.

“Target pergerakan wisatawan kita memang 21 juta orang untuk tahun ini,” ungkap Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta di Kabupaten Bantul, DIY, Kamis, 11 Mei 2017 seperti dikutip dari infonawacita.com.

Dijelaskan Aris, yang dimaksud pergerakan wisatawan adalah mereka yang berkunjung ke beberapa destinasi wisata misalnya Pantai Parangtritis Bantul, Candi Prambanan Sleman dan objek wisata lain.

Ditambahkannya, dari empat kabupaten dan satu kota di DIY yang paling dominan dikunjungi wisatawan adalah destinasi wisata yang ada di Kabupaten Gunung Kidul, karena punya objek wisata beragam.

“Selain aksesibilitas mudah, objek wisata juga beragam. Kecenderungan wisatawan domestik ke sana,” jelas Aris.

Aris menyebut, selain pantai di wilayah Gunung Kidul yang bersih dan berpasir putih, di kabupaten itu terdapat pemandangan bentang alam termasuk gua-gua dan sungai bawah tanah. Selain itu juga ada Gunung Sewu.

“Kalau itu nanti dunia sudah tahu di situ ada Geopark Gunung Sewu yang sudah diakui UNESCO pasti magnetnya jadi lebih kuat lagi,” imbuhnya.

Promosi dan kebersihan kawasan wisata


Sementara itu, menurut dia, untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke destinasi wisata perlu dilakukan upaya promosi terus menerus, namun yang tidak kalah penting adalah menjaga kebersihan kawasan wisata.

“Terkait kebersihan ini sesuatu yang sangat dan harus disadari terutama para pengelola destinasi, karena wisatawan ketika berkunjung yang pertama dilihat adalah kenyamanannya yang dikaitkan dengan kebersihan,” katanya.

Rasanya, Anda perlu mempersiapkan di ke Yogyakarta. Anak-anak sebentar lagi libur panjang antartahun ajaran. Atau, Anda ingin liburan di akhir tahun? Yogya...! (yi)

sumber: infonawacita.com

Wednesday, May 10, 2017

Banyuwangi Punya Satu Acara Wisata Lagi: Festival Bambu

Banyuwangi tak berhenti menggelar acara-acara budaya dan wisata. Kali ini, bersiaplah Anda untuk menyaksikan Festival Bambu, 11-13 Mei 2017.

Seperti dilansir dari Antara, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menggelar Festival Bambu. Tujuan festival ini tentu saja untuk mengangkat potensi desa yang telah menghasilkan berbagai karya dari bahan dasar bambu. Nama desa itu Desa Gintangan.

"Festival ini akan menampilkan beragam jenis ornamen dan atraksi berbasis bambu yang bakal digelar di Desa Gintangan, Kecamatan Blimbingsari," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas kepada awak media di Banyuwangi, Rabu, 10 Mei 2017.

Desa Gintangan merupakan sentra kerajinan bambu di Banyuwangi. Desa tersebut berada 20 kilometer arah selatan pusat Kota Banyuwangi. Sehingga, upaya pemerintah setempat untuk mengangkat potensi daerah tentu saja perlu diapresiasi.

Di tangan warga desa, bambu produksi Banyuwangi ini dikreasikan menjadi beragam karya yang menarik. Bukan hanya menjadi kerajinan, bahkan mereka pun mendesain dan menjadikan bambu ini sebagai atraksi seni.

Sejak 1980-an, kata dia, Desa Gintangan sudah memasok kerajinan bambu untuk kebutuhan nasional. Bahkan, hasil olahan warga desa itu sudah diekspor ke sejumlah negara, seperti Jepang, Brunei Darussalam, dan Thailand.

Menurut Anas, sadar akan potensi yang dimilikinya, warga desa pun menelurkan ide membuat Festival Bambu. Festival ini tidak hanya diisi dengan bazar yang menampilkan beraneka kerajinan bambu, namun juga ada parade busana dengan bahan bambu.

"Kreativitas mereka keren, luar biasa. Ini tidak hanya mendukung perekonomian daerah lewat kerajinan bambunya, tapi juga bersemangat memunculkan ide-ide kreatif dengan mengemas potensi desa lewat ajang menarik semacam ini. Sangat menginspirasi," tuturnya.
Bukan sekadar festival

Bagi Anas, ajang festival bukan sekadar festival biasa, namun menjadi ajang konsolidasi yang baik bagi warga. Untuk menyukseskan penyelenggaraannya, warga secara bergotong-royong dan suka rela mengerjakan semua persiapannya.

"Semangat gotong royong seperti ini yang akan menjadikan kita menjadi besar. Spirit ini yang harus ditularkan dan terus kita lestarikan jika ingin Banyuwangi semakin maju. Metode festival bukan hanya soal promosi daerah, tapi bagian dari konsolidasi modal sosial, warga bersama-sama menyukseskan, dan ini hal yang tidak ternilai," kata Anas.

Kepala Desa Gintangan Rusdianah mengatakan Festival Bambu menampilkan beragam acara, mulai pameran beragam produk bambu, kesenian berbasis bambu, karnaval busana berbahan bambu, hingga seni Barong.

Festival Bambu ini akan diikuti 20 kelompok usaha mikro yang bergerak di bidang kerajinan bambu. Beragam produk unggulan desa kami akan dipamerkan, seperti tempat buah, tudung saji, tempat kue, parcel buah, songkok, kursi, gazebo, dan sebagainya.

Bagaimana pika Anda terrario untuk membeli? Jangan khawatir, Anda bisa langsung bertransaksi di sana. Salut untuk Desa Gintangan, Banyuwangi. (ji)

sumber: antara

Benteng Marlborough Saksi Bisu Penjajahan Empat Negara

Untuk mengetahui sejarah panjang kolonialisme yang pernah terjadi di Indonesia datanglah ke Bengkulu. Di kota ini terdapat bentuk peninggalan penjajahan yang sangat besar berupa benteng yang diberi nama Benteng Marlborough atau Fort Malborough.

Menilik sejarahnya, benteng ini dibangun selama 5 tahun oleh Inggris. Pembangunan dimulai dari tahun 1714 dan selesai tahun 1719. Benteng Marlborough dibangun karena Benteng York yang sebelumnya telah dibangun di tepi muara Sungai Serut yang dikelilingi rawa-rawa, menyebabkan banyak warga Inggris meninggal. Mereka terjangkit malaria, disentri dan TBC.

Inggris kemudian mengadakan pendekatan kepada raja-raja Bengkulu. Hasilnya Inggris mendapatkan lokasi yang lebih luas dan lebih strategis di bukit kecil tepi Pantai Tapak Paderi.

Pembangunannya dikerjakan oleh arsitek dan para pekerja yang didatangkan dari India. Pemberian nama Fort Marlborough adalah sebagai kenangan kepada seorang komandan militer asal Inggris yang bernama John Churchill, yang terkenal sebagai "The First Duke Of Marlborough".
Menelusuri Benteng Marlborough

[caption id="attachment_1429" align="aligncenter" width="640"] Mari masuki Fort Marlborough... (foto: ZH/traveltoday)[/caption]

Dengan membayar Rp5000 saja, kita sudah bisa masuk dan menjelajahi benteng ini. Begitu masuk gerbang pertama di sebelah kiri ada 3 kuburan perwira Inggris yang dikuburkan di sini.

Kemudian kita akan menyeberangi jembatan untuk menuju gerbang kedua. Di bawah jembatan terdapat seperti sungai kecil dengan rumput yang rapi. Dulu sungai ini berisi ranjau darat yang menghalangi semua orang untuk mendekati benteng dan menghalau semua serangan darat ke Benteng Marlborough.

Kemudian kita akan memasuki pintu gerbang kayu yang sangat tebal dengan mur-mur baja yang sangat kuat. Pintu gerbang ini mengingatkan kita akan pintu-pintu gerbang benteng di China. Walaupun usianya sudah ratusan tahun namun masih tampak sangat kuat dan kokoh.

Begitu memasuki ruangan di sebelah kiri, maka kita akan diajak untuk membaca sejarah Bengkulu dan kolonialisme di Indonesia. Diawali dengan kejayaan kerajaan-kerajaan yang ada di Bengkulu. Kemudian masuknya delegasi perdagangan dari Inggris yang akhirnya menguasai Bengkulu. Tukar guling Inggris dan Belanda ditandai dengan traktat London pada tahun 1824. Dimana Inggris pindah ke Singapura yang dikuasai oleh Belanda dan Belanda kemudian menguasai Bengkulu sampai tahun 1942.

Setelah kekalahan sekutu oleh Jepang, Belanda terusir dan Jepang menguasai Bengkulu hingga tahun 1945. Jepang membangun bunker-bunker perlindungan di sisi luar benteng ini untuk bertahan dari serangan musuh.

Setelah kekalahan Jepang, kemudian Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Benteng Marlborough ini dikuasai oleh Indonesia dan digunakan sebagai markas Polri. Kemudian jatuh lagi ke tangan Belanda setelah Belanda membonceng sekutu dan melakukan Agresi Militer I dan II di tahun 1949.

Setelah berlangsungnya Perjanjian Meja Bundar, Benteng Marlborough benar-benar menjadi milik Indonesia.

Ketika hampir selesai pembangunannya di tahun 1718, benteng ini pernah diserang dan diduduki oleh rakyat Bengkulu yang dipimpin oleh Pangeran Jenggalu. Inggris sempat kabur ke Madras, India. Tetapi kembali ke Bengkulu di tahun 1724 setelah mengadakan perjanjian damai dengan kerajaan Sungai Lemau yang menguasai Bengkulu kala itu.

Kemudian tahun 1760 Benteng ini diserang oleh 500 lebih pasukan Perancis yang dipimpin oleh Comte D'Estaing. Namun kemudian diserahkan lagi ke Inggris di tahun 1963 setelah penandatanganan perjanjian antara Pemerintah Inggris dan Perancis.

Tahun 1807 terjadi gerakan sosial perlawanan petani kopi karena protes dengan sistem pertanian yang dipaksakan yang dikenal dengan nama Peristiwa Mount Fellik. Thomas Parr dibunuh di Mount Fellik dan dimakamkan di dekat pintu masuk Benteng Marlborough ini.

Begitu banyak peristiwa yang terjadi di Benteng Marlborough. Benteng yang sampai saat ini masih berdiri sangat kokoh ini telah menjadi saksi bisu dan sejarah panjang perjuangan kolonialisme yang berkedok perdagangan di Indonesia. Dan juga saksi atas perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan.

Benteng Marlborough memiliki panjang 240,5 meter dan lebar 170,5 meter. Sedangkan ketebalan temboknya mencapai 3 meter. Hal ini dapat kita lihat begitu kita masuk ruangan sisi kanan. Terdapat dua ruangan penjara yang ada jendelanya dengan dua tirai besi. Pada saat itu penjara ini diisi oleh tokoh-tokoh politik tahanan perang. Terdapat gambar kompas dan goresan berbahasa Belanda ketika tokoh politik Belanda ditahan Jepang.

Selanjutnya kita akan masuk ke halaman terbuka dengan banyak meriam yang moncongnya mengarah ke laut. Di sisi kanan terdapat beberapa ruangan penghuni dengan banyak pintu. Yang membuat penghuni ruangan bisa kabur dari pintu mana saja ketika ada serangan.

Sedangkan di bagian depan terdapat gedung memanjang dengan deretan ruangan yang di gerbang utamanya bertuliskan "Kantor East India Company".

Kemudian kita bisa naik tangga ke lantai dua ujung kiri. Dari sini kita bisa melihat ke laut lepas. Dahulu di bawah benteng ini langsung laut. Namun karena pennyusutan air laut yang terus menerus, maka jarak benteng dengan laut semakin jauh.

Di atas sini juga terdapat meriam yang diarahkan kelaut. Dan di bawahnya adalah gudang senjata. Ditengah ada lubang berbentuk sumur untuk memasok senjata keatas. Duduklah di atas dinding beton yang ada. Memandanglah jauh ke laut lepas dan bayangkanlah semua peristiwa yang telah terjadi di Fort Marlborough ini.

Setelah puas, kita dapat mengitari benteng setengah lingkaran berbentuk U ke sisi lainnya. Atap benteng masih tampak sangat kokoh dan kuat. Seperti menyusuri tembok-tembok benteng di Eropa. Sangat berbeda dengan bangunan-bangunan yang ada sekarang. Pemandangan dari atas benteng ini cukup indah. Sekeliling benteng ditumbuhi rumput hijau yang menjadi tempat bermain anak-anak.

Selesai dari benteng Marlborough ini, kita bisa melanjutkan perjalanan wisata sejarah Indonesia dengan mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno dan juga Ibu Fatmawati. Bagaimana Bung Karno mengisi hari-harinya di pengasingan dengan banyak kegiatan. Termasuk menggambar dan membangun masjid beratap rumah limas khas Melayu yang terletak di pusat kota Bengkulu hingga akhirnya bertemu tambatan hatinya Ibu Fatmawati.

Betapa kota Bengkulu telah menjadi saksi sejarah dari perjuangan rakyat Indonesia melawan imperialisme. Dari mulai masuknya Inggris, Perancis, kemudian Belanda dan Jepang. Mereka telah meninggalkan jejak-jejak yang sangat besar di bumi Bengkulu.

Jadi berwisatalah dan belajarlah sejarah Indonesia ke Kota Bengkulu. (zh)

Monday, May 8, 2017

Salju Abadi Mount Titlis yang Wajib Anda Kunjungi

Mount Titlis adalah salah satu destinasi yang wajib dikunjungi jika liburan ke Swiss. Gunung yang tingginya lebih dari 3000 meter ini puncaknya selalu diselimuti salju sepanjang tahun. Membuat traveller yang datang dari negara beriklim tropis, sangat menyukai tempat ini.

Untuk mencapai Mount Titlis tidaklah sulit. Jika kita menginap dj Zurich maka kita bisa naik bus menuju Luzern dengan jarak tempuh lebih kurang dua jam.  Kemudian berjalan kaki ke stasiun Central Luzern yang jaraknya lebih kurang 100 meter. Setelah itu bisa pesan tiket kereta api jurusan Engelberg pergi-pulang seharga 25 Euro. Sampai di Stasiun Engelberg jalan kaki sekitar 10 menit menuju stasiun kereta gantung yang menuju puncak Mount Titlis.

Kebanyakan wisatawan yang menuju Mount Titlis lebih memilih menginap di kota Luzern. Karena kota ini juga menyuguhkan pemandangan yang sangat indah (baca tulisan Romantisme Kota Luzern).

Atau jika ingin lebih dekat ambil hotel di Engelberg. Kota kecil yang dikelilingi gunung dan padang rumput yang menghijau ini banyak menyediakan hotel dan penginapan untuk wisatawan yang ingin berwisata ataupun melakukan olahraga di salju puncak gunung Titlis.

Sampai kereta gantung mengantrelah di lokat tiket yang selalu panjang mengular, apalagi saat liburan. Harga tiket dibanderol 92 euro untuk pergi-pulang. Kalau tidak mau antre, di stasiun kereta Luzern, bisa beli paket kereta Luzern - Engelberg - Luzern plus tiket kereta gantung atau Cable Car seharga 124 euro. Sampai Engelberg tukarkan bukti pembayaran dengan tiket cable car di loket yang tersedia.

Ada tiga stasiun pemberhentian untuk sampai ke puncak. Pemberhentian pertama untuk para pemain ski. Kita bisa menyewa alat dan perlengkapan ski dengan membayar 70 euro per hari. Jika tidak bermain ski, tidak usah turun dari cable car. Tetap duduk manis dan lanjutkan perjalanan ke stasiun kedua.

Di pemberhentian kedua ini, kita dapat keluar dan langsung bermain salju. Namun tempatnya tidak terlalu luas dan lebih banyak pemain ski profesional. Kalau hanya ingin bermain salju dan melihat pemandangan yang indah, lanjutkanlah perjalanan dengan berganti ke cable car yang lebih besar. Jika cable car pertama hanya muat 6 orang, maka yang kedua bisa menampung sampai 30 orang.

Di cable car pertama kita akan disuguhi pemandangan kota Engelberg, padang rumput, danau, dan pegunungan yang menghijau. Keindahan alam khas Swiss yang tidak akan ditemukan di negara lain.

Begitu naik cable car kedua, kita akan dibuat terpukau oleh indahnya pegunungan salju yang memutih dengan tebing-tebing yang curam. Liukan para pemain ski seakan menari diatasnya.
Setelah sampai puncak Mount Titlis

Sampai di puncak Mount Titlis, kita akan tiba di gedung lima lantai. Lantai pertama ada gua salju, lantai kedua restoran untuk umum dan tempat istirahat. Lantai ketiga tersedia restoran untuk grup, toko souvenir, dan toko es krim yang tidak pernah sepi. Heran juga, di udara -4 derajat Celcius pembeli es krim tetap antre.

Sedangkan di lantai keempat ada panoramic room dan lounge untuk istirahat. Jika tidak tahan dengan udara dingin, silakan duduk di sini. Menikmati pemandangan puncak Mount Titlis dari balik kaca sambil berfoto-foto.

Lantai lima paling ramai. Karena begitu keluar, kita langsung disuguhi pemandangan gunung es yang luar biasa. Kita dapat bermain salju sepuasnya di sini. Lokasi foto-foto juga sangat banyak. Bisa dari dalam ruangan yang berdinding kaca atau di kafe outdoor dengan kursi-kursi kayu yang tersedia.

Yang paling asyik justru foto di atas hamparan salju dan naik ke tebing-tebing salju lalu bermain bersama teman-teman di sana. Kapan lagi menikmati pemandangan yang indah di pegunungan salju abadi ini? Hanya patut dicatat, siapkan baju hangat yang tebal serta pelindung tubuh lainnya agar tidak mengigil kedinginan. (zh)

Please... Jangan Rusak Terumbu Karang di Pulau Tikus

Berwisata boleh, tapi perhatikan juga kelestarian lingkungan di sana. Sudah banyak kejadian rusaknya lingkungan di daerah wisata yang justru diakibatkan oleh ulah wisatawan itu sendiri.

Seperti dilansir dari Antara, Koordinator Forum Pemuda Peduli Bengkulu (FPBB), Feri Vandalis mengatakan wisatawan yang bermain wahana air di sekitar perairan Pulau Tikus berpotensi merusak terumbu buatan yang ditanam untuk memulihkan ekosistem terumbu karang di pulau itu.

"Kami mendapat informasi dan bukti foto wisatawan lokal yang berfoto dengan terumbu buatan yang kebetulan bentuknya berupa patung penyu," kata Feri di Bengkulu, Senin, 8 Mei 2017.

Ia mengatakan anggota FPBB meletakkan terumbu buatan berupa patung penyu dan bunga rafflesia di sekitar Pulau Tikus saat peringatan Hari Bumi awal April lalu.

Terumbu buatan sebagai upaya konservasi


Pembuatan terumbu buatan atau "artificial reef" di sekitar perairan Pulau Tikus untuk memulihkan habitat terumbu karang yang terganggu akibat berbagai eksploitasi, mulai dari penangkapan ikan dengan alat tak ramah lingkungan dan aktivitas manusia lainnya.

Feri mengatakan terumbu buatan merupakan salah satu usaha konservasi terumbu karang dengan meletakkan benda-benda keras, seperti kapal bekas, mobil bekas dan bahan-bahan beton lainnya di dasar laut, yang nantinya benda-benda tersebut dapat menjadi tempat menempelnya polip-polip karang yang baru.

Terumbu buatan pada awalnya digunakan untuk meningkatkan hasil tangkapan pada daerah-daerah yang kurang produktif, seperti pantai berpasir atau lumpur dan untuk meningkatkan penghasilan nelayan-nelayan kecil yang tidak mampu menangkap ikan di laut terbuka.

"Terumbu buatan ini juga bisa menjadi objek penelitian untuk mengamati lebih jauh tentang pengaruh kehadiran terumbu buatan terhadap lingkungan setempat baik fisik maupun biologis dan dampaknya baik untuk memulihkan ekosistem," kata dia.

Menurutnya, perlu regulasi dari Dinas Pariwisata untuk mengatur zonasi Pulau Tikus, untuk menentukan wilayah yang dapat dieksplorasi wisatawan dan wilayah konservasi untuk rehabilitasi ekosistem terumbu karang.

Pulau Tikus dengan daratan seluas 0,6 hektare ditopang habitat karang seluas 200 hektare. Pulau tak berpenghuni berjarak 10 mil laut dari Kota Bengkulu ini berfungsi sebagai tempat berlindung nelayan saat cuaca buruk.

Pulau yang dapat diakses dengan perahu nelayan selama 60 menit ini juga menjadi salah satu tujuan wisata yang diminati wisatawan lokal dengan aktivitas utama yang ditawarkan adalah snorkeling.

sumber: Antara

Friday, May 5, 2017

5 Tips Agar Liburan Lebih Seru dan Menyenangkan

Pergi berlibur, tentunya harus membuat hati senang. Indonesia punya banyak tempat lucu. Tapi cara liburannya juga butuh kiat khusus agar menyenangkan.

Jika liburan dengan perasaan tidak enak atau gundah akan merusak mood. Padahal kita liburan karena ingin menghilangkan stress dan kepenatan. Untuk itu, kita harus tahu cara liburan supaya seru dan penuh kegembiraan.

Dari mulai teman traveling, tempat tujuan, dan segala kebutuhan traveling lainnya dapat menjadi faktor liburan yang menyenangkan. Kali ini, kami akan memberikan beberapa tips untuk liburan yang asyik:
1. Ajak teman yang humoris



Tentunya, traveler butuh hiburan yang dapat mengisi di sela-sela kekosongan saat traveling. Contohnya, jika pesawat terkena delay atau bahkan hal-hal yang dapat merusak suasana hati.

Mengajak teman yang humoris bisa menjadi solusinya. Mereka bisa menghibur traveler yang sedang bosan atau bahkan emosi sekalipun. Apalagi jika di tempat yang susah dengan jangkauan teknologi, yang paling manjur pasti bercanda dengan teman. Dijamin mood traveling akan asyik terus!

2. Berkunjung ke destinasi yang lucu



Carilah tempat-tempat wisata yang berbeda dari kebanyakan. Jika ke satu kota atau tempat yang sudah pernah dikunjungi sebelumnya, carilah sisi-sisi lain dari kota tersebut yang unik dan lucu.

Jangan lupa cari informasi seputar kegiatan unik yang dapat dilakukan di destinasi wisata yang dituju. Traveler dapat mencarinya lewat testimoni para pelancong atau situs-situs traveling lainnya. Biasanya, rekomendasi tempat beraneka ragam dan dapat dipilih sesuai keinginan.

Bermain ke Bukit Senyum di Jailolo atau Pantai Kutang di Lamongan misalnya. Dari namanya saja sudah lucu. Pasti banyak kegembiraan di sana.

3. Buat foto-foto dengan pose lucu



Mengabadikan momen saat traveling itu wajib hukumnya. Tapi agar lebih seru dan menyenangkan, tidak ada salahnya mencoba berfoto dengan pose yang unik.

Jika ada foto air mancur, berposelah dibawahnya seolah-olah terlihat seperti keluar dari kepala. Atau memakai kostum lucu di tempat-tempat ikonik. Tapi ingat, jangan sampai melanggar aturan atau merusak yang ada disekitarnya ya.

4. Bermain permainan yang seru

Hal yang sederhana terkadang menjadi sesuatu yang berdampak besar. Begitu pula bermain dengan permain yang tidak biasa saat traveling.

Permainannya bisa apa saja yang ada di sekitar. Misalnya saat sedang road trip, saling berbalas pantun atau tebak-tebakan sederhana. Terdengar aneh memang, namun bisa mengurangi kebosanan dan menambah keseruan saat melancong.

Traveler juga dapat membawa permainan sederhana seperti monopoli atau catur. Selain menyenangkan juga bisa mendekatkan satu sama lain.

5. Mencoba hal baru yang belum pernah dilakukan



Sudah sering pergi ke gunung? Ini berarti saatnya untuk pergi ke pantai. Atau jika sudah sering ke taman safari saat siang hari, artinya harus mencoba berkeliling melihat satwa di malam hari.

Mencoba hal baru bisa menjadi alternatif liburan seru. Selain menyenangkan, traveler juga dapat pengetahuan baru. Jangan takut untuk mencoba sesuatu yang berbeda ya.

sumber: detik.com

Tuesday, May 2, 2017

Gold Coast: Surfer Paradise, Movie World, dan Gemerlap Wisata Malamnya

Saya telah puas menikmati keindahan alam Surfer Paradise. Juga puas memacu adrenalin dengan naik berbagai permainan di Movie World. Maka, saatnya melepas lelah dan menikmati wisata malam di Gold Coast.

Pusat hiburan malam di Gold Coast terletak di pusat keramaian pantai Surfer Paradise. Tempat ini jika siang hari dipenuhi berbagai macam toko souvenir, butik, restaurant dan café. Lalu, menjelang malam setelah semua toko tersebut tutup, berbagai macam cafe, bar, night club dan diskotik mulai buka.

Surfer Paradise Square tampak bergelimang cahaya. Dalam satu lokasi yang tidak lebih luas dari kawasan Kuta, Bali terdapat banyak tempat hiburan malam yang bisa kita kunjungi. Mulai dari nama-nama terkenal seperti Hard Rock Café dan Beer Club sampai klab-klab lokal yang menjamur di area tersebut.

Saya pergi bersama teman sesama traveller yang baru kenal saat bertemu di lobby hotel tempat kami menginap. Satu orang dosen asal Jepang dan satu orang lagi dokter asal Selandia Baru. Sebagai sesama solo traveller obrolan kami pun langsung nyambung. Apalagi ini malam minggu, sayang sekali jika berdiam di kamar hotel.

Sebelum mengunjungi klab, kami memutuskan untuk makan malam di sebuah restoran Thailand. Bukan sebuah tempat yang ideal bagi saya jika ditilik dari sisi harga makanan. Satu mangkuk sup tom yam dihargai 30 dolar Australia. Cukup menguras kantong.
Klab baru buka jam 11 malam

Selesai makan sekitar jam 8 malam. Klab yang kami ingin singgahi belum buka. Rata-rata waktu buka klab-klab di sini sekitar jam 11 malam. Lalu, pergilah kami ke kedai bir kecil untuk sekadar ngobrol sambil menunggu.

Harga minuman di sini per gelas atau per botol kecil mulai dari 6 sampai 8 dollar Australia. Tak jauh berbeda dengan beberapa kota besar lainnya di dunia. Termasuk Jakarta dan Denpasar. Bar ini tidak menyediakan makanan maupun cemilan ringan. Tidak juga menyediakan kopi atau teh. Tidak seperti kebanyakan bar di Jakarta. Jadi, semua minuman beralkohol. Yang paling ringan ya bir.

Kami mengobrol sana-sini. Saling menceritakan pengalaman menjadi solo traveller. Teman asal Jepang sudah dua minggu menjelajah Australia, sama seperti saya. Bedanya dia mulai dari Melbourne dan berakhir di Sydney. Saya justru sebaliknya. Sedangkan teman yang dari Selandia Baru belum lama memulai perjalanannya dari Gold Coast. Sekitar tiga hari.

Kami berbagi cerita tentang keindahan negara masing-masing dan tentu saja saling berbagi alamat dan sosial media. Kami berjanji suatu saat untuk saling mengunjungi. Janji itu saya tepati, Dalam perjalanan saya ke Jepang di kemudian hari, saya sempat ditraktir makan Kobe beef yang sangat terkenal di Kobe, kota tempat teman Jepang saya tinggal.

‪Pukul 11 malam kamipun mulai beranjak pergi. Makin malam area ini makin ramai. Kami sempat kebingungan karena begitu banyak tempat hiburan di daerah ini.
Antrean panjang adalah klab pilihan

[caption id="attachment_1410" align="aligncenter" width="960"] Salah satu klab yang diminati di Surfer Paradise Square. (foto: Zahrudin Haris/traveltoday)[/caption]

Di beberapa tempat tampak antrean mengular sampai ke jalan. Layar-layar televisi berukuran besar menampilkan hiburan yang sedang berlangsung di dalam klab. Ada yang menampilkan live music dengan berbagai genre musik. Ada juga DJ-DJ terkenal asal Australia, Eropa, dan Amerika. Tampak pula beberapa penari sedang meliuk-liuk mengundang kita agar masuk ke dalam.

Kami memilih satu tempat yang antreannya paling ramai. Asumsi kami makin ramai antrean tentu saja tempat itu memiliki kelebihan dibandingkan tempat lainnya.

Setelah antre lebih dari setengah jam kami masuk ke satu klab yang sangat ramai pengunjung. Untuk masuk kami hanya harus pesan minuman yang bisa langsung diambil di dalam Kami pun berbaur dengan banyak pengunjung dari berbagai belahan dunia lainnya. Semua tampak akrab dan saling mengobrol walaupun baru kenal. DJ yang tampil adalah seorang yang ternama di dunia. Sayang, saya lupa namanya.

Dentuman musik, cahaya lampu warna-warni berpadu dengan berbagai jenis cocktail memang membuat malam terasa cepat berlalu. Tetapi kami seakan berlomba dengan malam demi mendapatkan pengalaman berbeda.

Kami berpindah-pindah ke beberapa tempat lainnya. Semuanya memberikan kesenangan yang sama. Surfer Paradise bukan hanya surga buat para surfer tapi juga bagi kami dan bagi semua yang singgah ke sini.

Gold Coast menyisakan kenangan yang tak terlupakan. (ZH)